Rabu, 14 Mei 2014

YAKIN MAU TINGGAL DI SAMARINDA ?



 

Selamat datang di Samarinda. Ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki penduduk sekitar 726.223 jiwa ini merupakan salah satu kota berkembang baik dari segi perekonomian maupun teknologi. Salah satu yang menjadi ciri khas kota ini adalah Sungai Mahakam yang membelah di tengah kota.
Sungai terbesar di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki peran penting bagi warga Samarinda ini hanya satu dari sekian banyak ikon yang terdapat di kota penghasil amplang ini. Di sini, terdapat pula masjid Islamic Center yang menjadi kebanggaan warga Samarinda.
Melihat begitu banyak keunikan di Kota Samarinda, sudah ada yang memutuskan akan tinggal di sini ? Tunggu dulu. Kalian harus baca postingan ini sampai selesai. Karena yang akan saya bahas bukan mengenai keunikan dan kelebihan kota Samarinda, melainkan berbagai hal yang masih harus diperbaiki dari kota samarinda dan dipertimbangkan bagi kalian yang akan memutuskan berdomisili di samarinda.
Sebelumnya, postingan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan kota Samarinda (karena saya juga warga Samarinda) melainkan sebagai bahan sharing dan masukan bagi banyak pihak. Agar Samarinda tetap menjadi Kota Tepian sesuai dengan slogannya, Teduh, Rapi, dan Aman.
Kalian yang akan menikah dengan orang Samarinda, kemudian memutuskan untuk tinggal di sini, atau para pekerja yang memutuskan mencari pekerjaan di kota ini, coba perhatikan apa-apa saja yang biasa kota ini alami.
1.    BANJIR

 


Slogan Samarinda sepertinya akan lebih tepat kalau diganti dengan Samarinda kota Genangan. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan melihat dari bagaimana mudahnya kota ini tergenang banjir. Hujan dengan intensitas sedang selama satu jam saja sudah bisa menjadi sebab banjir di beberapa titik. Daerah-daerah yang biasa menjadi langganan banjir antara lain Antasari, M. Yamin, DI. Panjaitan, dan AW. Syahrani.
Penyebab dari banjir tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh sistem drainase yang buruk. Berdasarkan pengamatan selama ini, air hujan yang turun hanya akan menggenangi jalan-jalan kota dan tidak mengalir ke saluran parit yang ada. Ini yang kemudian menyebabkan jalanan terendam hingga ketinggian tertentu.
Di kampus saya, kalau intensitas hujan cukup lebat selama satu jam saja, kami mahasiswa yang rumahnya jauh dari kampus (termasuk saya) sudah harus berpikir keras harus lewat rute mana yang bebas banjir, atau di kost siapa malam ini kami harus menginap. Karena ya memang begitu, hampir semua jalan di Samarinda sekarang ini rawan banjir.
Penyebab lain dari banjir ini adalah kebiasaan buruk warga Samarinda membuang sampah ke selokan. Pikirkan ini, sudah sistem drainase buruk, ditambah lagi kesadaran warganya yang masih sangat perlu untuk diperbaiki. Lucunya, banjir justru lebih banyak terjadi di daerah kota. Sedangkan wilayah rumah saya di Samarinda Seberang masih terbilang aman dari banjir. Ada apa ini dengan warga kota ?
Setiap hujan lebat turun selama satu jam saja, para pekerja, mahasiswa, siswa, dan semua warga yang akan beraktivitas di luar harus siap berhadapan dengan banjir yang tidak jarang resikonya adalah kendaraan mogok (baik roda dua maupun empat). Jadi, yakin mau tinggal di Samarinda ?

2.    PEMADAMAN LISTRIK


 

Di kota kalian, berapa kali seminggu pemadaman listrik terjadi ? dua ? tiga ? Hahaha, siap-siap ditertawakan warga Samarinda kalau sampai kalian mengeluh hanya karena pemadaman yang terjadi seminggu dua kali dengan estimasi satu atau dua jam saja. Karena di Samarinda, pemadaman listrik bisa terjadi setiap hari dengan estimasi selama enam jam.
Jangan kaget. Pemadaman terparah bahkan pernah terjadi selama lebih dari 24 jam. Akibat dari seringnya terjadi pemadaman, kami hanya akan tertawa sinis jika melihat berita di tv mengenai ibukota Jakarta yang heboh akibat pemadaman listrik selama empat jam. Hey, kami di sini menghadapi itu setiap hari, anyway.
Mari kita pikirkan, masuk akal kah provinsi penghasil batu bara dan gas alam terbesar mengalami pemadaman hampir setiap hari ? Protes dari warga Samarinda juga semakin kencang disuarakan sekarang ini, dan sama sekali belum ada perubahan.
Kalian yang rencana akan memperistri warga Samarinda, yakin mau tinggal di Samarinda ?

3.    GENG MOTOR DAN KRIMINALITAS


Sekarang ini di Samarinda sedang marak adanya geng motor yang kehadirannya cukup mengganggu. Balapan liar, mabuk-mabukan, dan berbagai aktivitas yang meresahkan pengguna jalan yang lain sering dilakukan. Akibat adanya geng motor ini, kenyamanan warga berkendara terutama pada malam hari sangat terganggu.
Jalanan umum yang pada siang hari banyak dilalui kendaraan, dijadikan arena balapan liar oleh mereka. Padahal tidak menutup kemungkinan pada jam-jam tersebut masih ada pengendara lain yang melintas. Akhirnya jadi membahayakan diri sendiri dan orang lain.


 Tingkat kriminalitas di Samarinda juga meningkat tahun-tahun belakangan ini. terutama tindak kriminal penjambretan. Penjambret tidak tanggung-tanggung dalam merampas harta korbannya, bahkan ada salah satu korban yang akhirnya meninggal karena terjatuh dari motor karena dijambret kemudian ditabrak oleh kendaraan lain dari belakang.
Oleh karena itu, sudah mulai banyak himbauan untuk tidak berkendara hingga larut malam terutama bagi kaum perempuan, dan untuk tidak menggunakan tas dengan tali di bahu. Tas jenis ini adalah yang paling sering menjadi incaran para penjambret karena dapat dengan mudah ditarik atau dipotong talinya dari samping.
Bagaimana, setelah mendengar semua hal yang sudah saya jelaskan di atas, yakin mau tinggal di Samarinda ?

Oke maaf maaf. Bukannya saya bermaksud untuk  menakut-nakuti kalian yang nantinya akan memutuskan untuk tinggal di Samarinda, apalagi menjelek-jelekkan kota tempat tinggal saya ini. Sama sekali tidak. Saya hanya mengajak kalian yang membaca tulisan ini untuk sama-sama melihat Samarinda dari sisi lain, agar kita bisa segera berbenah. Atau kalian yang berencana berdomisili di sini tidak kaget bertemu dengan kondisi-kondisi tadi.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya mengajak semua pembaca tulisan ini untuk melihat dari sisi lain kota Samarinda. Maka jika sekarang saya menulis tentang kekurangannya, bukan berarti kota ini tidak memiliki kelebihan. Silahkan melihat dari banyak sisi.
Selamat menikmati Samarinda kita. Semoga dengan tulisan ini kita mulai sadar untuk berbenah. Mulai dari hal kecil saja, mulai dari diri sendiri, dan mulai sekarang juga.

1 komentar: