Minggu, 23 Februari 2014

Jika Bahagia Sederhana, Jangan Lupa Tentang Duka




Aku pernah mencatat tentang bahagia yang sederhana. Pernah. Dan ya, detik itu bahagia begitu sederhana dengan segala rupa lakunya. Satu yang aku lupa, bahwa Tuhan mencipta bahagia sepasang dengan dukanya. Bahwa tidak kemudian lengkung senyum abadi dimiliki, kadang dengan air mata waktu harus dibagi.
Kemudian jika hari ini bahagia tidak sesederhana yang pernah dijabarkan aksara, maaf. Mungkin hanya sedang waktunya sang duka mengambil tahta. Akan ada saatnya bahagia kembali dengan sederhana. Bukan begitu, Tuhan ?
Tidak ingin menyusahkanMU dengan segala keluh, aku akan menikmati fase ini. Dengan ini kan nantinya aku akan lebih menghargai bahagia. Memaknai yang sederhana sebagai hadirnya. Hanya saja, jika boleh, aku ingin meminta. Kuatkan. Itu saja. Ya, Tuhan ?
Tolong mengangguklah.
Jangan takut. Aku tidak akan cengeng dengan segala coba. Aku kan hambaMu yang keren, Tuhan. Begini saja aku tidak akan menyia-nyiakan air mata. Tuhan ku yang Maha Keren tidak mengajarkan untuk cengeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar