Rabu, 05 Maret 2014

Kepada Tuan Sahabat


Hai, Tuan.
Hahaha. Geli rasanya memanggilmu begitu. Setelah sekian lama mengenalmu sebagai kawan, hari ini aku memanggilmu tuan. Duh, pria.
Jangan tanya kenapa aku menulis ini. Mana aku tau. Tiba-tiba saja ingin menyebutmu dalam tulisan. Sesekali. Boleh, kan ?
Sehat kamu ?
Aku tau pasti iya. Beberapa kali pernah ku temui cepat langkahmu entah kemana tuju. Ah, tuan. Sesibuk itu sekarang ?
Tetap jaga kesehatan. Kawan mu ini bisa apa selain mengingatkan.

Wahai, tuan ambisius.
Sangat mengerti kami dengan mimpi-mimpimu yang tinggi. Pula segala usaha yang hingga hari ini kau tekuni. Jangan lupakan kami jika terwujud nanti. Janji ?

Aku rindu kamu, by the way.
Dengan celoteh kita yang kata orang lebay. Atau godamu yang kadang alay. Hahaha.

Aku menulis ini sebagai seorang sahabat. Maka tolong lepaskan atribut atas apapun yang pernah jadi lelucon kita di masa lampau. Mari kita tertawakan saja.
Jangan juga jadi merah jambu hatimu. Huh. Percaya dirimu itu loh, selalu bisa jadi sebab aku menggelengkan kepala.

Hahaha, sudahlah. Lebih baik disudahi saja tulisan tanpa inti ini.
Tetap jadi kamu yang menyenangkan ya, tuan sahabat.

Sampai ketemu nanti.

Yang pernah dan masih istimewa
Sahabatmu,

Rin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar