Jumat, 03 Oktober 2014

PERKARA MENDEWASA




Kami sedang bahagia. Salah satu diantara kami sudah dijemput jodohnya. Menjadi yang pertama duduk di pelaminan. Padahal rasanya baru kemarin gadis ini masih dengan santainya memberi kami contoh cara merekayasa data statistik. Eh, hari ini, sudah jadi seorang istri saja dia. Hahaha, selamat yaa. Barakallah. Semoga menjadi keluarga yang selalu penuh cinta dan kebaikan dari-Nya.

Ah, begini toh rasanya menyaksikan satu per satu teman berkeluarga. Bahagia ya ternyata. Mendewasa ternyata tidak seburuk aku membayangkan sebelumnya. Hey, siapa yang tidak mau duduk di pelaminan dengan dia-yang-sudah-halal-mau-diapain-juga ? Semua pasti mau. Untuk alasan itu kita harus mendewasa.

“Menjadi dewasa tidak pernah semenyengkan tulisan-tulisanmu, Rin. Atau semudah omong kosong orang-orang. Bukannya lebih menyenangkan menjadi muda dan bebas ?”

Benar. Mendewasa bukan cuma perkara gaun, pasangan, dan pelaminan. Bukan. Maka bersiaplah, bukan berdiamlah.

Waktu tidak berjalan mundur, kawan. Bangun dan terpukaulah. Kemudian ucapkan selamat datang pada dunia nyata. DUNIA NYATA.

Jangan takut. Tuhan akan menempatkan semua pada waktunya. Maka sebelum Dia terpaksa menceburkan kita, mari bersiap dengan segala perbekalan yang bisa dibawa. Bukan bersantai seolah waktu berhenti di hari ini, dan kita tidak akan pernah mendewasa, menua, lalu mati. Sadari, pelajari, hadapi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar