Rabu, 31 Desember 2014

HARI KE-365






Saya diingatkan banyak orang tentang banyak hal hari ini. Bahwa waktu memang berjalan maju, bahwa hari ke-365 benar ada. Dan di antara semangat para penghuni kolong langit merayakan hari ke-365, saya berdiam sejenak, kemudian menyadari luar biasa banyak yang harus dibenahi atas apa-apa yang belum sempurna setahun ini.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui-Memberitakan apa saja yang kalian kerjakan.” (QS al-Hasyr : 18)

Cuma saya atau semua orang juga cemas hari ini ? Mencemaskan langkah waktu yang semakin cepat. Mencemaskan catatan-catatan buruk ke belakang. Mencemaskan kepastian Tuhan tentang menua.
Seketika merasa kecil. Di antara mereka yang berlari di 365 hari ini, saya hanya berjalan perlahan. Di antara yang khusyu’ bermanja-manja pada Sang Maha Segala, saya kadang masih futur. Malu.
Maka, Tuhan, di 365 hari berikutnya (jika Kau beri kesempatan) boleh saya perbaiki semuanya ? Tuhan mengangguk. Saya tersenyum.
Dengan segala naik dan turun, hilang dan ada, Engkau adalah muara segala terimakasih kami atas 365 hari ini. Untuk setiap sehat, setiap tawa, setiap hangat, setiap kebersamaan, dan setiap pelajaran dalam skenario-Mu yang indah kami berterimakasih.
Bila esok kami Engkau bangunkan dengan sebuah pena dan catatan kosong, izinkan kami menulis 365 hari berikutnya dengan lebih baik.
Malam ini, Tuhan. Dengan segala aura kegembiraan di luar sana, saya menyelipkan sebuah kecupan kecil di akhir munajat. Bila sudah Engkau terima, tolong tersenyum. Paling tidak aku tau Engkau juga menikmati 365 hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar