Saya diingatkan banyak orang tentang banyak hal hari ini.
Bahwa waktu memang berjalan maju, bahwa hari ke-365 benar ada. Dan di antara
semangat para penghuni kolong langit merayakan hari ke-365, saya berdiam
sejenak, kemudian menyadari luar biasa banyak yang harus dibenahi atas apa-apa
yang belum sempurna setahun ini.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui-Memberitakan apa saja yang kalian kerjakan.” (QS
al-Hasyr : 18)
Cuma saya atau semua orang juga cemas hari ini ? Mencemaskan
langkah waktu yang semakin cepat. Mencemaskan catatan-catatan buruk ke
belakang. Mencemaskan kepastian Tuhan tentang menua.
Seketika merasa kecil. Di antara mereka yang berlari di 365
hari ini, saya hanya berjalan perlahan. Di antara yang khusyu’ bermanja-manja
pada Sang Maha Segala, saya kadang masih futur. Malu.
Maka, Tuhan, di 365 hari berikutnya (jika Kau beri
kesempatan) boleh saya perbaiki semuanya ? Tuhan mengangguk. Saya tersenyum.
Dengan segala naik dan turun, hilang dan ada, Engkau adalah muara
segala terimakasih kami atas 365 hari ini. Untuk setiap sehat, setiap tawa,
setiap hangat, setiap kebersamaan, dan setiap pelajaran dalam skenario-Mu yang
indah kami berterimakasih.
Bila esok kami Engkau bangunkan dengan sebuah pena dan
catatan kosong, izinkan kami menulis 365 hari berikutnya dengan lebih baik.
Malam ini, Tuhan. Dengan segala aura kegembiraan di luar
sana, saya menyelipkan sebuah kecupan kecil di akhir munajat. Bila sudah Engkau
terima, tolong tersenyum. Paling tidak aku tau Engkau juga menikmati 365 hari
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar