Kamis, 18 Desember 2014

YANG TERBAIK



Kemarin, seorang kurir sebuah toko meubel datang ke rumah. Mengantar pesanan ceritanya. Sebuah tempat tidur baru. Saya mengernyitkan dahi melihat tempat tidur dari kayu jati yang diturunkan dari mobil pengantar itu. Buat saya ?
Semenjak rumah direnovasi, ibu memang bilang kalau tempat tidur saya udah gak cocok dengan ukuran kamar yang baru, nanti akan diganti katanya. Sempat beberapa kali menunjukkan model tempat tidur yang menurut saya bagus. Dan bukan sebuah tempat tidur bergaya klasik dari kayu jati.
“Oh God ! Bukan ini yang gue mau !” Saya ngedumel di dalam hati. Kesel.
“Ini buat aku ? Kok gak nanya pendapat aku sebelum beli ? Ini modelnya tua, aku gak suka” Kata saya ke ibu begitu kurir yang menurunkan si tempat tidur itu pergi. Ibu menjelaskan ini itu dan sebagainya, tapi saya tetap kesel.
Hari ini saya baru berpikir. Kenapa kemarin saya sebegitu keselnya ya sampai ngomong begitu ke ibu, nyesel rasanya. Bukannya yang saya butuhkan adalah sebuah tempat tidur. Nah ini kan tempat tidur. Trus apa lagi ?

“Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan”

Saya kemudian teringat kalimat tersebut. Ternyata benar, Allah memberikan apa yang saya butuhkan. Sebuah tempat tidur baru yang ukurannya sesuai dengan kamar saya yang baru.
Kisah sederhana saya mengingatkan bahwa kita masih sering lupa telah banyak berhutang syukur pada-Nya. Terus-terusan mendongak ke atas tanpa pernah puas.
Sering kali ada marah yang merajai hati pada ketetapan Sang Illahi Rabbi. Padahal Dia tau yang paling baik bagi si kecil penghuni kolong langit ini. Sementara nikmat mana yang mau kita dustakan lagi.
Maka mulai hari ini, saya akan mulai belajar dari awal tentang menerima. Tentang bersyukur. Tentang memahami bahwa saya bisa meminta yang saya mau, tapi Dia yang paling mengerti apa yang saya butuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar